"SIMASKOT" Sistem Pertanian Berbasis Masyarakat Perkotaan

Minggu, 19 November 2017

MENGENAL AGENSIA HAYATI DAN PESTISIDA NABATI



1. Jamur Trichoderma sp
dapat mengendalikan penyakit layu atau bercak daun yang biasa meyerang tanaman pangan dan hortikultura. Trichoderma sp bersifat antagonis terhadap beberapa patogen tular tanah seperti Fusarium moniliforme dan Sclerotium rolfsii. Trichoderma sp juga mempunyai kemampuan sebagai dekomposer dalam pembuatan pupuk organik.



2. Bakteri Corynebacterium sp
Bakteri Corynebacterium sp. merupakan salah satu agens hayati bersifat antagonis, yang dapat mengendalikan beberapa jenis OPT diantaranya penyakit kresek pada tanaman padi yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas sp, plasmodiophora brassicae (akar gada) pada kubis, bercak daun pada tanaman jagung, layu bakteri pada tanaman pisang.



3. Bacillus thuringiensis (Bt)
Bacillus thuringiensis (Bt) adalah bakteri gram positif yang berbentuk batang, aerobik dan membentuk spora yang menghasilkan protein yang beracun bagi serangga yang menjadi hama pada tanaman pangan dan hortikultura. Kebanyakan dari protein kristal tersebut lebih ramah lingkungan karena mempunyai target yang spesifik sehingga tidak mematikan serangga bukan sasaran dan mudah terurai sehingga tidak menumpuk dan mencemari lingkungan.



4. Beauveria bassiana
Beauveria bassiana merupakan cendawan entomopatogen yaitu cendawan yang dapat menimbulkan penyakit pada serangga, lebih dari 175 jenis serangga hama menjadi inang jamur ini, terutama efektif mengendalikan hama walang sangit (Leptocorisa oratorius) dan wereng batang coklat (Nilaparvata lugens) pada tanaman padi serta hama kutu (Aphis sp.) pada tanaman sayuran dan buah.



5. Pseudomonas Fluorescens
Bakteri P. fluorescens dapat memberikan pengaruh menguntungkan terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman, yaitu sebagai "Plant Growth Promoting Rhizobacteria" (PGPR). Menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan patogen, terutama patogen tular tanah dan mempunyai kemampuam mengoloni akar tanaman, dapat menghambat patogen layu Verticilium dahliae pada tanaman kentang dan terong. Agensia hayati ini efektif untuk mengendalikan penyakit layu fusarium pada tanaman tomat serta mampu menekan intensitas penyakit moler pada tanaman bawang merah.



6. Metarhizium anisopliae
M. anisopliae adalah salah satu cendawan entomopatogen yang termasuk dalam divisi Deuteromycotina: Hyphomycetes. Cendawan ini biasa disebut dengan green muscardine fungus dan tersebar luas di seluruh dunia. Cendawan ini bersifat parasit pada beberapa jenis serangga dan bersifat saprofit di dalam tanah dengan bertahan pada sisa-sisa tanaman. Cendawan M. anisopliae mampu menginfeksi hama yang mempunyai tipe mulut menusuk dan mengisap, yaitu Riptortus linearis baik stadia nimfa maupun imago. Selain itu, M. anisopliae juga mampu menginfeksi hama yang mempunyai tipe mulut menggigit seperti S. litura.



7. Verticillium lecanii
Verticillium lecanii sangat berguna untuk membasmi kutu kebul pada tanaman hortikultura. Kutu kebul adalah hama utama yang membonceng masuknya virus gemini yang menyebabkan tanaman kehilangan klorofil hingga tanaman menjadi kerdil dan hasil panen menurun. Verticillium lecanii dapat juga membasmi wereng pada tanaman padi.


Pengendalian menggunakan Pestisida Nabati sederhana:


1. Ulat dan Hama Penghisap
Mengumpulkan ± 1 kg daun pepaya (sekitar 1 tas plastik besar/ 1 ember besar). Menumbuk daun pepaya hingga halus. Hasil tumbukan/rajangan direndam dalam 10 liter air kemudian ditambahkan 2 sendok makan minyak tanah dan 30 g detergen. Hasil campuran, didiamkan semalam. Menyaring larutan hasil perendaman dengan kain halus. Menyemprotkan larutan hasil saringan ke tanaman.



2. Kutu daun dan thrips
Bahan-bahan yang digunakan : Daun sirsak (100 lembar), Sabun colek (2 - 3 sendok makan), Air (1,5 liter)
Cara Pembuatan : Rebus daun sirsak dengan 1,5 liter air, hingga air yang tersisa sebanyak 1 liter. Tambahkan sabun colek kedalam larutan yang dihasilkan. Untuk pemakaiannya, campurkan 1 liter larutan pestisida dengan 14 liter.
Cara penggunaan/ pemakaian : Masukkan campuran pestisida dengan air ke dalam tangki sprayer, lalu semprotkan pada tanaman. Waktu penyemprotan sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum jam 10.00 atau sore hari dari jam 15.00 hingga maghrib. Penyemprotan dapat dilakukan 2 kali dalam seminggu. Pemakaian harus dilakukan beberapa kali, jangan hanya satu kali. Sebab pemakaian secara rutin akan dapat senantiasa melindungi dan mencegah tanamam dari hama kutu daun dan thrips. Ekstrak daun sirsak dapat disimpan hingga 12 bulan sejak dari pembuatan. Namun demikian sebaiknya segera digunakan agar dapat memberikan manfaat secara maksimal.



3. Ulat dan Belalang
Ramuan yang terbuat dari 50 lembar daun sirsak dicampur dengan segenggam tembakau berkualitas jelek. Cara membuatnya sangat sederhana. Kedua bahan itu ditumbuk sampai lumat kemudian direndam dalam satu liter air selam 24 jam. Hasil rendaman disaring dan dicampur dengan 14 liter air sebelum digunakan untuk menyemprot padi.



4. Ulat Grayak
Caranya membuatnya, satu ons laos, satu kilogram tembakau, dan lima biji gambir ditumbuk halus dan ditambah 10 gelas air. Campuran itu kemudian difermentasikan dengan 250 cc EM4. Setelah itu, larutan tersebut dapat digunakan untuk menyemprot hama ulat grayak dengan perbandingan satu gelas larutan dicampur 10 liter air. Dengan dua tiga kali semprot, ulat dapat diatasi.



5. Wereng dan Walang Sangit
Cara membuatnya sangat sederhana, satu kilogram tembakau ditambah dua kilogram gadung, satu kilogram jengkol, satu liter EM4, dua liter air, dan satu ons gula. Semua bahan itu dilumatkan dan difermentasikan tiga hari. Cara penggunaan, campuran dilarutkan dalam air dengan perbandingan 2 cc larutan dicampur satu liter air, kemudian disemprotkan ke lahan padi yang terserang walang sangit atau wereng.


6. Kutu Putih Pada Daun Atau Batang
Gunakan siung bawang putih yang ditumbuk dan diperas airnya serta dicampurkan dengan air sesuai dosis yang diperlukan. Jika kutu melekat erat pada tanaman, dapat digunakan campuran sedikit minyak kelapa. Semprotkan campuran tersebut pada tanaman yang terserang hama.



7. Tikus
Buah jengkol ditebarkan di sekitar tanaman atau di depan lubang sarang tikus.



8. Berbagai Serangga
Air rebusan cabai rawit yang telah dingin dan dicampur dengan air lagi, atau Air rebusan daun kemangi atau daun pepaya yang kering ataupun yang masih segar Semprotkan pada tanaman yang terserang.



9. Aphids
Air rebusan campuran tembakau dan teh dapat mengendalikan serangan pada tanaman sayuran dan kacang-kacangan. Air hasil rebusan dicampurkan kembali dengan air sehingga lebih encer.

10. Nematoda Akar
Gunakan bunga kenikir yang direndam dalam air panas mendidih. Biarkan semalam lalu saring. Hasil saringan disiramkan ke media tanaman.

11. Serangga, Nematoda dan Jamur
Gunakan air hasil rendaman tumbukan biji nimba dengan air selama tiga hari. Siram pada tanaman, umumnya efektif pada tanaman sayuran.
Sumber Bacaan : Shepard, A.T, dkk. 2011. Musuh Alami Pada Tanaman Pangan. Bogor. Puslitbang Tanaman Pangan.





0 komentar:

Posting Komentar

e-skm
https://goo.gl/forms/efx5MTyVdEUHW4873
e-aduan e-bantu
https://goo.gl/forms/d2ryn2Ecr9e4AQJg1

SIMASKOT

BPP LA Dalam VIDEO

Info BPP LA 2018