"SIMASKOT" Sistem Pertanian Berbasis Masyarakat Perkotaan

Selasa, 31 Oktober 2017

Keterbatasan Tenaga Penyuluh


Kondisi ideal minimal 1 tenaga penyuluh pertanian untuk 1 desa sebagai wilayah binaan, tampaknya masih jauh panggang dari harapan. Pasalnya, hingga saat ini Kementrian Pertanian hanya memiliki 44 ribu tenaga penyuluh pertanian. Padahal total desa yang ada di Indonesia kurang lebih ada 72 ribu.

“Dari 44 ribu penyuluh di Kementrian Pertanian, sekitar 25 ribunya berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sementara sisanya berstatus Tenaga Harian Lepas (THL),” Momon menambahkan.

Yang disayangkan adalah jumlah tenaga penyuluh tersebut menunjukkan trend terus menurun. Dari kurun waktu hampir 20 tahun, Indonesia kehilangan nyaris sepertiga dari tenaga penyuluh di sektor pertanian. Di awal reformasi (1998), Indonesia memiliki lebih dari 37 ribu tenaga penyuluh. Sedangkan tahun ini, jumlah mereka tinggal 25 ribu.

Menurunnya jumlah tenaga penyuluh disebabkan perkembangan jaman yang antara lain adalah adanya perubahan transisi lembaga penyuluhan yang sebelumnya berdiri sendiri, kini jadi satu dengan dinas. Kemudian ditambah lagi dengan tidak seimbangnya antara jumlah penyuluh yang sudah memasuki masa pensiun dengan yang baru, sehingga berakibat keberadaan mereka terus menyusut.

Dengan jumlah desa yang ada, rata-rata seorang penyuluh saat ini harus menangani tiga desa sekaligus. Hal ini tentu saja membuat pendampingan tidak dapat efektif dan optimal. Imbasnya, produksi pertanian juga tidak dapat maksimal serta keinginan untuk mensejahterakan petani semakin sulit tercapai.

Upaya untuk mengatasi tenaga penyuluh pertanian ini sebenarnya sudah dilakukan beberapa tahun lalu. Kementan selama tiga tahun berturut-turut melakukan rekrutmen tenaga penyuluh melalui mekanisme THL.

0 komentar:

Posting Komentar

e-skm
https://goo.gl/forms/efx5MTyVdEUHW4873
e-aduan e-bantu
https://goo.gl/forms/d2ryn2Ecr9e4AQJg1

SIMASKOT

BPP LA Dalam VIDEO

Info BPP LA 2018