Teknologi peternakan yang bertujuan meningkatkan produksi ternak baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Teknologi ini sudah meluas diterapkan terutama pada sapi perah, sapi potong, kerbau, kambing, domba, babi, kuda dan unggas terutama ayam buras dan itik.
Namun yang perlu diperhatikan bahwa , batasan teknologi IB pada itik adalah semen tidak tahan disimpan terlalu lama. Oleh karena itu untuk memperoleh hasil yang memuaskan, semen dipakai dalam waktu 30 menit sesudah ejakulasi. Sedangkan bahan pengencer yang digunakan tidak banyak menambah kegunaan semen, melainkan cenderung mempersingkat hidupnya.
Penampungan semen
- Penampungan semen pada ayam buras, seorang memegang pejantan dan seorang lagi melakukan message (pijatan) dan menampung semen.
- Pejantan dipegang pada kedua pahanya dan pada waktu yang sama menahan sayapnya supaya tidak dikebas.
- Pejantan berada pada posisi horizontal pada ketinggian yang cukup baik bagi pelaksana penampungan semen. Pejantan dipegang di bawah lengan atau dirapatkan ke tubuh.
- Orang yang menampung meletakkan telapak tangan kiri pada otot ekor dan mendorong bulu ekor ke atas untuk menyingkap kloaka.
- Ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri harus diletakkan pada kedua sisi dan dekat dengan kloaka.
- Tangan kiri sekarang berada pada posisi yang sesuai untuk memerah keluar semen pada waktu yang tepat.
- Telapak tangan kanan dipakai untuk memegang corong penampung semen yang terbuat dari gelas.
- Dengan jari-jari tangan kanan itu pula, pejantan dirangsang secara ritmik dengan memijat ujung bagian belakang tubuh pejantan tepat di bawah tulang pubis (tulang pinggul), dengan tujuan untuk menimbulkan reflek ejakulasi. Pemijatan dilakukan secara cepat dan continue sampai pejantan memberi respon mengeluarkan papillae dari kloaka. Sewaktu papilla sudah tersembul keluar, ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri bekerja untuk memerah keluar semen sampai reflek ejakulasi menghilang.
Penyimpanan Dan Pengenceran Semen
Penyimpanan semen yang baik adalah volume ruang udara di atas semen berada pada perbandingan 2 : 1 dengan contoh semen itu sendirii. Oleh karena itu dapat digunakan tabung gelas dengan ukuran yang sesuai dan dapat disumbat. Penggunaan semen dengan hasil terbaik, bila jarak antara ejakulasi dengan inseminasi kurang dari 30 menit.
Penambahan semen dengan bahan pengencer adalaha 1,025 % Na Cl dengan pH 7,0—8,0 dan ditambah dengan antibiotic (Dihydrostreptomycin) pada konsentrasi 200 ug/ ml agar daya tahan hidup sperma dapat ditingkatkan.
Teknik IB
- Dosis untuk ayam buras adalah 0,1 ml per ekor, dilakukan pada sore hari.
- Untuk inseminasi, perlu dua orang, seorang memegang betina dan menguakkan saluran telurnya. Sedangkan seorang lagi menyemprotkan semen (dalam spuit 1 ml) ke dalam saluran betina tadi.
- Betina dipegang erat pada bagian bawah paha dengan tangan kiri dan ditekankan ke arah tubuh pemegang. Tangan kanandipergunakan untuk mengukkan saluran telur, ibu jari ditempatkan di atas kloaka dan jari-jari lainnya serta telapak tangan diletakkan pada abdomen (bagian perut) di bawah kloaka.
- Menguakkan saluran telur terjadi dengan menekan perut dan kloaka.
- Karena hanya ada satu saluran kloaka (sebelah kiri), maka penonjolan vagina hanya terjadi pada sisi kiri kloaka. Pintu pada sisi kanan kloaka adalah mulut saluran pencernaan.
- Segera setelah saluran telur terkuak, seorang inseminator memasukkan spuit berukuran 1 ml yang mengandung semen tepat sepanjang 3 cm ke dalam saluran.
- Tepat sebelum peletakan semen, tekanan abdominal dilonggarkan, hal ini untuk mencegah pengeluaran kembali semen dari saluran telur. Sesudah saluran telur kembali ke posisinya yang normal, betina dapat dilepas.
0 komentar:
Posting Komentar